TRIBUNGROUP.NET – Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi salah satu solusi populer untuk mewujudkan impian memiliki hunian. Dengan sistem cicilan, pembeli tidak perlu menyiapkan dana tunai dalam jumlah besar sekaligus. Namun, proses pengajuan KPR tidak selalu mudah. Bank akan menilai kelayakan calon debitur dengan sangat hati-hati, termasuk dari sisi pekerjaan.
Faktanya, memiliki penghasilan bulanan belum tentu menjamin seseorang bisa langsung mendapatkan persetujuan KPR. Hal ini karena bank tidak hanya menilai jumlah pemasukan, tetapi juga stabilitas dan kepastian penghasilan. Beberapa jenis pekerjaan dianggap lebih berisiko dan sering kali menjadi alasan pengajuan KPR ditolak.
Berikut adalah 4 jenis pekerjaan yang berisiko besar ditolak bank saat mengajukan KPR, beserta tips untuk mengatasinya:
1. Pekerja Informal
Pekerja informal adalah mereka yang bekerja tanpa kontrak resmi, slip gaji, atau struktur perusahaan yang jelas. Contohnya seperti pedagang kaki lima, tukang ojek, tukang cukur, hingga pekerja serabutan.
Karena penghasilan tidak tercatat secara resmi, bank sulit menilai kemampuan bayar. Namun, bukan berarti pekerja informal tidak bisa mengajukan KPR. Saat ini, beberapa bank menyediakan program khusus dengan syarat tambahan, seperti menunjukkan rekening koran beberapa bulan terakhir sebagai bukti pemasukan tetap.
2. Pekerjaan dengan Risiko Tinggi
Beberapa profesi dianggap berisiko tinggi karena potensi kecelakaan kerja atau keselamatan jiwa, misalnya penambang, pelaut, hingga pemadam kebakaran.
Dari sudut pandang bank, risiko ini bisa membuat cicilan terhenti jika debitur meninggal dunia sebelum masa kredit selesai. Namun, calon debitur tetap bisa mencoba dengan cara mengambil perlindungan asuransi jiwa atau memilih tenor cicilan yang lebih pendek agar risiko bank lebih kecil.
3. Pekerja Lepas (Freelancer)
Profesi freelancer kini semakin diminati karena fleksibilitas waktu dan peluang penghasilan yang besar. Namun, penghasilan yang fluktuatif sering membuat bank ragu memberikan persetujuan KPR.
Jika ingin lolos seleksi, freelancer perlu membuktikan bahwa penghasilan bulanannya cukup stabil. Caranya dengan menyiapkan bukti kontrak kerja proyek, catatan pemasukan, hingga rekening koran yang konsisten menunjukkan aliran dana.
4. Wiraswasta atau Pengusaha
Menjadi wiraswasta atau pemilik bisnis memang menjanjikan, tetapi tidak semua usaha berjalan mulus. Bisnis yang belum stabil atau sering merugi membuat bank ragu.
Agar lebih meyakinkan, calon debitur harus bisa menunjukkan laporan keuangan bisnis yang sehat, aliran kas stabil, serta dokumen pendukung lainnya. Jika usaha terlihat konsisten menghasilkan keuntungan, peluang mendapatkan KPR akan jauh lebih besar.
Mengajukan KPR bukan hanya soal memiliki penghasilan, melainkan juga tentang kepastian pembayaran jangka panjang. Pekerja informal, profesi berisiko tinggi, freelancer, dan wiraswasta sering kali menghadapi tantangan lebih besar saat mengajukan kredit rumah.
Namun, dengan persiapan dokumen yang tepat, bukti pemasukan yang jelas, serta strategi keuangan yang baik, peluang persetujuan KPR tetap terbuka.