Update Korban Longsor Freeport, Satu Pekerja Meninggal

TRIBUNGROUP.NET – Pencarian terhadap lima pekerja yang terjebak akibat longsor di tambang Grasberg Block Cave (GBC), Mimika, Papua Tengah, terus dilakukan oleh Tim Tanggap Darurat PT Freeport Indonesia (PTFI). Setelah hampir dua minggu operasi pencarian tanpa henti, satu dari lima pekerja yang sebelumnya dinyatakan hilang akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, dalam keterangan resminya pada Minggu (5/10/2025).

“Pada hari ini, Minggu, 5 Oktober 2025 sekitar pukul 12.01 WIT, Tim Tanggap Darurat PT Freeport Indonesia telah menemukan satu jenazah dari lima rekan kami yang terjebak dalam insiden luncuran material basah di Grasberg Block Cave,” ujar Tony.

Ia menambahkan bahwa jenazah korban saat ini tengah menjalani proses identifikasi untuk memastikan identitasnya sebelum diserahkan kepada keluarga.

Longsoran Material Basah Capai 700 Ribu Ton

Insiden longsor di tambang bawah tanah terbesar di dunia itu terjadi akibat luncuran material basah dengan tonase mencapai 700 ribu ton. Peristiwa tersebut terjadi di area kerja bawah tanah Grasberg Block Cave, yang merupakan salah satu proyek utama Freeport di Papua Tengah.

Menurut Tony, mayoritas pekerja yang berada di area tambang saat kejadian berhasil dievakuasi dengan selamat. Namun, tujuh orang pekerja sempat dilaporkan terjebak di dalam area terdampak.

“Material longsoran yang sangat besar membuat proses evakuasi berlangsung dengan sangat hati-hati. Kami berupaya penuh dengan mengutamakan keselamatan tim penyelamat dan seluruh pekerja,” jelas Tony.

Dari tujuh pekerja tersebut, dua orang ditemukan meninggal dunia pada 20 September 2025, dan satu orang kembali ditemukan tak bernyawa pada 5 Oktober 2025. Dengan demikian, empat orang pekerja masih dalam proses pencarian intensif.

Berita Lain  Ruben Onsu Pacaran Dengan Desy Ratnasari?

Lokasi Sudah Diketahui, Namun Akses Masih Sulit Ditembus

Dalam keterangannya beberapa hari sebelumnya, Tony menjelaskan bahwa lokasi keberadaan para pekerja yang masih terjebak sebenarnya sudah diketahui. Namun, medan yang sangat sulit dan kondisi material yang labil membuat tim belum dapat menjangkau titik tersebut.

“Lokasinya kami sudah ketahui keberadaannya di sekitar mana. Tapi belum bisa kami capai karena jumlah material basah itu luar biasa besar,” ungkap Tony di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Kamis (2/10/2025).

Tim penyelamat terus berupaya melakukan stabilisasi area agar tidak terjadi longsoran susulan. Proses ini membutuhkan waktu dan perhitungan teknis yang sangat teliti untuk menghindari risiko tambahan bagi tim evakuasi.

Operasi Penyelamatan Melibatkan Tim Gabungan

Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) di tambang bawah tanah tersebut melibatkan ratusan personel gabungan, termasuk tenaga ahli geoteknik, operator alat berat, dan tim medis. PTFI juga bekerja sama dengan pihak Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) serta aparat keamanan setempat.

Upaya dilakukan secara bergantian selama 24 jam penuh dengan menggunakan alat berat khusus untuk mengangkat material basah yang menutup akses lorong tambang. Kondisi tekanan udara di bawah tanah serta potensi pergeseran batuan membuat proses ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Komitmen Freeport untuk Keselamatan dan Transparansi

Tony Wenas menegaskan bahwa keselamatan pekerja adalah prioritas utama Freeport. Ia menyampaikan bahwa seluruh upaya dilakukan sesuai dengan standar keselamatan tambang internasional. Selain itu, keluarga korban terus diberikan pendampingan dan dukungan penuh oleh perusahaan.

“Kami terus melakukan komunikasi terbuka dengan keluarga para korban dan memastikan seluruh proses berjalan dengan penuh tanggung jawab,” kata Tony.

Freeport juga berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keselamatan operasional guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Berita Lain  Tim Judo Polri Raih 10 Medali Di World Police & Fire Games

Empat Pekerja Masih Hilang, Doa dan Harapan Terus Mengalir

Hingga kini, empat pekerja yang masih terjebak di area tambang belum ditemukan. Tim gabungan terus bekerja tanpa henti dengan harapan dapat menemukan mereka secepat mungkin.

Tragedi di Grasberg Block Cave menjadi pengingat pentingnya penerapan keselamatan kerja di area berisiko tinggi, terutama di tambang bawah tanah berskala besar seperti milik Freeport di Papua Tengah.

Seluruh pihak, termasuk keluarga korban dan masyarakat Mimika, berharap agar upaya pencarian segera membuahkan hasil dan para pekerja yang belum ditemukan bisa segera dipulangkan, baik dalam keadaan selamat maupun untuk dimakamkan dengan layak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *