Salah Disebut Tersaingi Alexander Isak ?

TRIBUNGROUP.NETPerforma Mohamed Salah bersama Liverpool sedang menjadi sorotan tajam. Dalam tiga pertandingan terakhir di semua kompetisi, pemain berjuluk The Egyptian King itu gagal tampil menggigit dan belum mampu memberikan kontribusi gol maupun assist.

Liverpool sendiri mengalami penurunan performa signifikan. Pasukan Arne Slot menelan tiga kekalahan beruntun, termasuk hasil 1-2 dari Chelsea di lanjutan Liga Inggris pekan ini. Kekalahan tersebut memperpanjang tren negatif mereka setelah sebelumnya juga dipermalukan Crystal Palace dengan skor identik.

Di tengah situasi sulit itu, muncul rumor bahwa Salah mulai merasa risih dengan kedatangan striker anyar, Alexander Isak, yang didatangkan Liverpool dari Newcastle United pada bursa transfer musim panas 2025.

Performa Menurun, Salah Kehilangan Ketajaman

Musim lalu, Mohamed Salah masih menjadi mesin gol utama Liverpool dengan catatan lebih dari 25 gol di semua kompetisi. Namun, performanya menurun drastis sejak awal musim 2025/2026.

Dalam tujuh laga terakhir, Salah baru mencetak dua gol, itupun datang di ajang Carabao Cup. Di Liga Inggris, ia belum sekalipun mencetak gol sejak pekan ketiga. Ketajaman yang biasanya menjadi senjata andalan Liverpool kini seolah tumpul.

Beberapa pengamat menilai kehadiran Isak, serta dua rekrutan baru lainnya Hugo Ekitike dan Florian Wirtz, turut memengaruhi posisi serta peran Salah di lapangan. Arne Slot tampak mencoba sistem rotasi yang membuat Salah lebih sering bergerak melebar dan tidak lagi menjadi pusat serangan seperti era Jurgen Klopp.

Rooney: Ego Salah Mulai Terganggu

Legenda Manchester United, Wayne Rooney, ikut mengomentari penurunan performa Salah. Menurutnya, faktor psikologis dan rasa tersaingi mungkin sedang memengaruhi pemain asal Mesir itu.

“Saya rasa dengan para pemain baru datang — Isak, Ekitike, dan Wirtz — serta uang besar yang digelontorkan untuk mereka, Salah pasti berpikir: ‘Apa yang akan terjadi pada saya sekarang?’” ujar Rooney dalam wawancaranya dengan BBC Sport.

Berita Lain  Breaking News! Prabowo Minta Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia?

“Pemain besar punya ego. Mereka sedikit egois dan ingin menjadi pusat perhatian. Salah sudah menjadi salah satu yang terbaik di liga selama bertahun-tahun. Tapi beberapa pekan ini, saya mulai mempertanyakan etos kerjanya,” lanjut eks kapten timnas Inggris itu.

Rooney juga mencontohkan pengalamannya sendiri saat Manchester United merekrut Carlos Tevez pada 2007. Kala itu, Rooney mengaku muncul rasa khawatir posisinya tergeser, namun persaingan itu justru memacunya untuk tampil lebih baik.

“Ketika saya di Manchester United dan Tevez datang, saya berpikir: ‘Dia tak akan mengambil posisi saya’. Kompetisi seperti itu seharusnya jadi bahan bakar untuk berkembang, bukan malah membuat frustrasi,” jelas Rooney.

Salah dan Isak: Duet yang Belum Klik

Kombinasi antara Mohamed Salah dan Alexander Isak sejauh ini belum memperlihatkan hasil memuaskan. Dalam beberapa laga terakhir, keduanya terlihat belum menemukan chemistry yang tepat di lini depan.

Isak, yang direkrut dengan harga fantastis sekitar £85 juta, baru mencetak satu gol dalam enam penampilan bersama Liverpool. Sementara itu, Salah tampak kehilangan sentuhan magisnya di sepertiga akhir lapangan.

Pelatih Arne Slot masih berusaha menemukan formasi terbaik agar keduanya bisa tampil harmonis. Namun, tekanan publik Anfield mulai meningkat, terutama setelah Liverpool terlempar dari empat besar klasemen sementara Liga Inggris.

Tantangan Bagi Arne Slot dan Mo Salah

Situasi ini menjadi ujian besar bagi Arne Slot di musim debutnya menangani Liverpool. Mengelola ego pemain bintang seperti Salah, sekaligus memberi ruang bagi pemain baru untuk bersinar, bukan tugas mudah.

Sementara itu, Salah sendiri dituntut untuk membuktikan bahwa dirinya masih menjadi ikon utama Liverpool. Meski usianya sudah 33 tahun, pengalaman dan determinasi tinggi bisa menjadi modal untuk bangkit.

Berita Lain  Rashford Gabung Barcelona, Akankah Ikuti Jejak Sukses Eks Pemain MU?

Liverpool akan menghadapi Brentford pada laga berikutnya. Partai tersebut menjadi kesempatan bagi Salah untuk membungkam kritik sekaligus menunjukkan bahwa kedatangan Isak bukanlah ancaman, melainkan peluang untuk membawa The Reds kembali ke jalur kemenangan.

Wayne Rooney mungkin benar bahwa ego seorang bintang bisa menjadi pedang bermata dua — bisa menghancurkan, bisa juga memotivasi. Kini, semua mata tertuju pada Mohamed Salah: apakah ia akan tenggelam di bawah bayang-bayang Alexander Isak, atau justru bangkit membuktikan bahwa dirinya masih raja di Anfield.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *