TRIBUN GROUP – Bencana angin puting beliung menerjang Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, pada Senin (29/12/2025), mengakibatkan puluhan rumah rusak. Yang luar biasa, material dari bangkai pesawat di area kuburan pesawat terbawa angin dan menimpa salah satu rumah warga.
Kepala Desa Pondok Udik, M. Sutisma, melaporkan setidaknya 30 unit rumah warga mengalami kerusakan dengan tingkat beragam. “Kurang lebih sekitar 30 rumah warga yang terdampak,” ujar Sutisma di lokasi kejadian. Ia menjelaskan, satu rumah mengalami kehancuran total, sementara rata-rata rumah lainnya mengalami kerusakan atap dan dinding yang roboh. “Kalau dilihat di lapangan, (kerusakan) ada yang mencapai 100 persen rumah tersebut hancur,” ungkapnya.
Sayap Pesawat Bekas Terbang ke Permukiman
Insiden yang paling mencengangkan dalam bencana ini adalah terbawanya material besar dari lokasi tak jauh dari permukiman. “Kalau kita lihat ini bagian dari sayap, potongan dari sayap pesawat yang ada di kuburan pesawat terbawa angin puting beliung,” jelas Sutisma sambil menunjukkan potongan badan pesawat yang menimpa rumah warga.
Kejadian ini mengungkap potensi risiko dari penyimpanan limbah atau barang besar di area terbuka yang berdekatan dengan hunian warga, terutama di wilayah rawan cuaca ekstrem.
Selain merusak rumah, angin kencang juga menyebabkan beberapa lapak pedagang di Jalan Raya Parung-Bogor rusak serta menumbangkan sejumlah pohon. “Alhamdulillah semua selamat, ini kerusakannya lebih ke rumah-rumah,” tutur Sutisma.
Koordinasi untuk Evakuasi dan Pertanggungjawaban
Pasca-bencana, pemerintah desa tengah berkoordinasi intensif dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor dan instansi terkait untuk melakukan asesmen kerusakan dan penanganan darurat. Salah satu fokus utama adalah berkomunikasi dengan pemilik lapak penyimpanan bangkai pesawat untuk proses evakuasi material berbahaya tersebut.
“Kita sedang berupaya melakukan ini (minta pertanggungjawaban), karena ini musibah semua orang tidak tahu musibah ini datang,” pungkas Kades Sutisma, menyiratkan upaya desa untuk menagih tanggung jawab atas kerusakan tambahan yang disebabkan oleh material dari area penyimpanan pesawat.
Insiden ini menyoroti kerentanan permukiman terhadap cuaca ekstrem dan pentingnya pengelolaan serta pengamanan lokasi penyimpanan barang-barang besar di sekitarnya, untuk mencegah risiko berlapis saat bencana datang. (***)
