Palestina Siap Gandeng Trump untuk Solusi Dua Negara

TRIBUNGROUP.NETPresiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dalam upaya mewujudkan solusi dua negara bagi konflik Israel-Palestina. Namun, ia menegaskan tidak akan melibatkan Hamas dalam proses tersebut. Langkah ini memunculkan berbagai reaksi di kancah politik internasional, mengingat Trump sebelumnya dikenal memiliki hubungan erat dengan Israel.

Fokus pada Solusi Dua Negara

Dalam pernyataan resminya, Abbas menegaskan bahwa solusi dua negara tetap menjadi jalan terbaik untuk mengakhiri konflik panjang di kawasan Timur Tengah. Ia menilai hanya dengan adanya dua negara yang berdampingan—Israel dan Palestina—kedamaian sejati bisa tercapai.

“Tidak ada jalan keluar lain. Kami harus kembali pada prinsip solusi dua negara yang telah lama disepakati komunitas internasional,” ujar Abbas.

Pernyataan ini sekaligus menegaskan sikap Palestina yang konsisten mendorong diplomasi, meski dinamika politik global terus berubah.

Mengapa Donald Trump?

Keputusan Abbas untuk membuka ruang kerja sama dengan Trump menimbulkan tanda tanya. Pasalnya, Trump selama masa kepresidenannya justru banyak mengambil kebijakan yang menguntungkan Israel, seperti memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem.

Namun, Abbas menilai Trump tetap memiliki pengaruh besar dalam politik global. Keterlibatan Trump dianggap bisa membuka peluang baru untuk menekan Israel agar bersedia kembali ke meja perundingan.

“Trump masih memiliki daya tawar politik yang besar, terutama di Amerika. Kami ingin memanfaatkan pengaruh itu demi kepentingan rakyat Palestina,” tambahnya.

Hamas Tak Masuk dalam Agenda

Hal lain yang menonjol adalah keputusan Abbas untuk tidak melibatkan Hamas dalam rencana ini. Ia menilai kelompok tersebut justru akan memperumit upaya diplomasi.

Hamas selama ini dianggap sebagai aktor non-negara yang lebih mengedepankan perlawanan bersenjata daripada dialog politik. Meski memiliki basis dukungan kuat di Gaza, Hamas kerap dituding menjadi penghambat terciptanya kesepakatan damai.

Berita Lain  Ada Apa Dengan BRICS & Trump ?

“Kami butuh jalur diplomasi yang bersih dari agenda kekerasan. Itulah alasan Hamas tidak kami libatkan,” tegas Abbas.

Sikap ini tentu menuai pro dan kontra. Sebagian pihak menilai langkah tersebut berisiko memecah persatuan internal Palestina. Namun, Abbas percaya strategi ini lebih efektif untuk mendapatkan dukungan internasional.

Reaksi Internasional

Respons komunitas global atas pernyataan Abbas cukup beragam. Sejumlah negara Eropa menyambut baik inisiatif tersebut, meski tetap menekankan perlunya dialog inklusif. Sementara itu, Israel belum memberikan tanggapan resmi.

Pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Joe Biden juga belum mengeluarkan komentar langsung. Namun, pengamat politik menilai, keterlibatan Trump bisa menciptakan dinamika baru, mengingat ia berpotensi kembali maju dalam pemilihan presiden 2028.

“Jika Abbas serius, maka kita bisa melihat Trump menjadi mediator bayangan dalam konflik ini. Itu skenario yang cukup menarik,” kata seorang analis Timur Tengah.

Tantangan Menuju Perdamaian

Meski peluang terbuka, jalan menuju solusi dua negara masih penuh rintangan. Pertama, situasi keamanan di Gaza dan Tepi Barat masih rawan, dengan serangan dan bentrokan yang kerap terjadi. Kedua, perpecahan politik internal Palestina sendiri menjadi tantangan besar.

Selain itu, Israel selama beberapa tahun terakhir menunjukkan penolakan keras terhadap konsep solusi dua negara. Pemerintahan mereka cenderung memperkuat pendudukan wilayah, yang membuat negosiasi semakin sulit.

Langkah Abbas menggandeng Trump bisa dilihat sebagai manuver politik untuk menunjukkan bahwa Palestina terbuka terhadap berbagai kemungkinan. Namun, masih terlalu dini untuk memastikan apakah langkah ini akan membawa hasil nyata.

Sebagian pengamat menilai, Abbas juga tengah berusaha membangun kembali kepercayaan rakyat Palestina yang mulai goyah akibat minimnya capaian diplomasi selama beberapa tahun terakhir.

Berita Lain  Trump Ancam Tarif Tambahan, Indonesia Cari Jalan Tengah

Terlepas dari itu, keputusan untuk tidak melibatkan Hamas sekaligus membuka pintu bagi strategi baru. Dengan menggandeng tokoh berpengaruh seperti Trump, Abbas berharap dunia kembali fokus pada solusi dua negara sebagai jalan keluar terbaik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *