TRIBUN GROUP – Pasca diterjang bencana banjir dan tanah longsor yang melumpuhkan sejumlah ruas jalan utama, PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) mengerahkan strategi distribusi multi-moda untuk memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan elpiji tetap terjaga di seluruh wilayah Provinsi Aceh.
Komitmen itu ditegaskan Area Manager Communication, Relations, & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, dalam konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center Kantor Gubernur Aceh, Kamis (18/12/2025).
“Tantangan terbesar yang kami hadapi adalah aspek akses dan jalur distribusi yang penuh tantangan akibat putusnya sejumlah ruas jalan, rusaknya jembatan, serta keterbatasan mobilitas personel yang sebenarnya di tengah pelayanan mereka pun terdampak sebagai korban juga,” ujar Fahrougi.
Ia mengakui dampak kerusakan fisik yang signifikan pada jaringan distribusi, di mana 15 dari 156 SPBU serta 13 dari 133 agen elpiji mengalami kerusakan. Namun, Fahrougi memastikan seluruh pengisian SPBE (Stasiun Pengisian Bulk Elpiji) tetap beroperasi sehingga suplai dasar elpiji aman.
Stok Aman, Distribusi Digenjot dengan Jalur Udara hingga Laut
Berdasarkan pemantauan per Kamis (18/12), ketersediaan stok energi di Aceh masih dalam kategori aman. Stok gasoline tercatat 844 ribu liter, gas oil/solar 633 ribu liter, dan elpiji 319 metrik ton.
“Stok ini kami pantau terus dan perkuat setiap harinya melalui skema alternatif suplai berbagai moda darat, laut, dan udara. Pastinya menyesuaikan dengan kondisi di lapangan,” jelas Fahrougi.
Untuk menjangkau wilayah yang sempat terisolasi total seperti Bener Meriah dan Aceh Tengah, Pertamina telah melaksanakan distribusi via udara menggunakan pesawat Air Tractor sejak 13 Desember 2025. Hingga kini, telah tersalurkan 22 ribu liter BBM (14 ribu liter biosolar dan 8 ribu liter pertalite) untuk mendukung operasional logistik dan pelayanan dasar.
“Per hari ini juga telah tersalurkan ke satu Lembaga penyalur sebesar 3.500 liter jenis BBM yang sudah mulai disalurkan untuk melayani kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Operasi Pasar Elpiji dan Alih Logistik Laut untuk Tekan Spekulasi
Di sisi elpiji, Pertamina telah menjalankan operasi pasar LPG 3 kilogram sejak 6 hingga 18 Desember 2025 di puluhan titik di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, dengan total penyaluran mencapai 20.720 tabung.
“Operasi pasar ini kami lakukan untuk menjangkau seluruh masyarakat dan upaya pemerataan pasokan. Jadi secara perlahan panic buying ini bisa mulai diredakan… dan mencegah para spekulan yang memanfaatkan momentum kritis ini,” tegas Fahrougi.
Sementara untuk mengatasi kendala distribusi darat antara Lhokseumawe dan Banda Aceh, perusahaan melakukan alih logistik strategis melalui jalur laut. Tiga kapal Ro-ro dikerahkan untuk mengangkut 25 unit mobil tangki elpiji (skid tank) dengan total kapasitas sekitar 375 ton elpiji ke wilayah ibu kota provinsi.
Langkah ini menjadi solusi sementara menjaga pasokan di Banda Aceh dan sekitarnya hingga akses darat pulih. Fahrougi menyebutkan, kondisi mulai menunjukkan perbaikan seiring beroperasinya kembali Jembatan Teupin Mane.
“Seiring pemulihan akses juga percepatan normalisasi distribusi darat pun telah berangsur membaik… Sehingga mobil tanki yang kapasitas kecil sudah bisa melintas untuk melakukan distribusi,” pungkasnya.
Upaya multi-moda ini menunjukkan langkah antisipatif Pertamina dalam menjaga stabilitas pasokan energi vital di tengah kondisi darurat, sekaligus mencegah gejolak harga dan kelangkaan di masyarakat. (***)
