TRIBUN GROUP – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengungkapkan data curah hujan ekstrem yang tercatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Dalam paparannya pada Jumat (26/12/2025), Abdul menyatakan bahwa hujan yang melanda Aceh pada 26 November 2025 lalu merupakan yang tertinggi intensitasnya dalam kurun enam tahun terakhir.
“Dan kita lihat, untuk Siklon Senyar di Aceh, ini adalah catatan intensitas curah hujan paling tinggi yang direkam oleh BMKG dalam enam tahun terakhir,” tegas Abdul Muhari saat memperbarui data korban banjir dan longsor di wilayah Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Menurut data yang dipaparkan, hujan di Aceh pada tanggal tersebut mencapai 411 milimeter per hari. Angka ini melampaui rekor-rekor curah hujan ekstrem sebelumnya, seperti di Jakarta pada 1 Januari 2020 (377 mm/hari) dan di Bali pada 10 September 2025 (386 mm/hari). Abdul menjelaskan bahwa tingginya curah hujan inilah yang menjadi faktor pemicu utama bencana banjir dan tanah longsor yang dampaknya signifikan di Aceh.
“Inilah salah satu faktor pemicu kenapa kemudian saat ini dampaknya cukup signifikan,” ujar Abdul.
Berikut adalah daftar curah hujan tertinggi dalam enam tahun berdasarkan catatan BMKG yang disampaikan Abdul Muhari:
1. Aceh, 26 November 2025: 411 mm/hari
2. Bali, 10 September 2025: 386 mm/hari
3. Jakarta, 1 Januari 2020: 377 mm/hari
4. Nusa Tenggara Timur, 4 April 2021: 306 mm/hari
5. Sumatera Barat, 25 November 2025: 261 mm/hari
6. Jakarta, 3 Maret 2025: 232 mm/hari
7. Jakarta, 19 Februari 2021: 226 mm/hari
Data ini memberikan konteks ilmiah di balik serangkaian bencana hidrometeorologi yang melanda beberapa wilayah Indonesia akhir-akhir ini, sekaligus menegaskan tren peningkatan kejadian cuaca ekstrem. (***)