Komdigi Dorong Literasi Digital

Komdigi Dorong Peningkatan Literasi Digital Mahasiswa untuk Tangkal Penipuan Online

TRIBUN GROUP – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan perlunya peningkatan literasi digital di kalangan mahasiswa sebagai langkah menghadapi maraknya penipuan online yang kian meresahkan. Penegasan ini disampaikan Plt Direktur Ekosistem Media Komdigi, Farida Dwi Maharani, usai acara Insight Talks bertema “Deteksi Cepat Scam: Cegah Penipuan di Media Sosial, E-Commerce dan Perbankan” di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (5/12/2025).

Farida mengatakan bahwa fenomena penipuan digital kini sangat dekat dengan kehidupan masyarakat dan sering kali terjadi tanpa disadari para korbannya. Karena itu, edukasi dianggap sebagai langkah paling efektif untuk membangun pertahanan dasar terhadap kejahatan siber.

“Semua orang mengalami fenomena ini, disadari atau tidak. Karena itu edukasi literasi kepada masyarakat menjadi penting. Harapannya, teman-teman mahasiswa dan dosen bisa menyampaikan kembali apa yang dijelaskan para pembicara hari ini,” ujar Farida.

Regulasi dan Teknologi Tidak Cukup

Farida mengingatkan bahwa regulasi dan teknologi tidak akan berarti jika perilaku pengguna internet tidak berubah. Menurutnya, literasi digital harus membekali masyarakat dengan kemampuan mengenali risiko sejak awal.

“Sebagus apa pun regulasi, sebagus apa pun teknologi, kembali lagi kepada manusianya, bagaimana manusia bisa memproteksi dirinya sendiri,” tegasnya.

Ia menyoroti semakin banyaknya modus penipuan yang memanfaatkan media sosial, aplikasi pesan instan, hingga platform belanja online. Banyak pengguna mudah ditipu karena kurang memahami cara kerja scam atau terlalu percaya hingga membagikan data pribadi.

“Kami sampaikan agar mahasiswa lebih aware terhadap datanya, tidak sembarangan membagikan maupun mengklik tautan yang tidak jelas,” kata Farida.

Terkait permintaan data pribadi oleh lembaga tertentu, Farida menekankan pentingnya masyarakat memverifikasi legalitas lembaga tersebut sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). “PSE wajib menjaga data penggunanya. Jadi masyarakat perlu memastikan terlebih dahulu apakah lembaga tersebut legal,” jelasnya.

Berita Lain  Iran Membalas: Ketika Roket Menjadi Bahasa Diplomasi Baru

Farida berharap mahasiswa dapat menjadi penyebar edukasi literasi digital di lingkungan masing-masing untuk menekan angka penipuan online melalui kewaspadaan bersama.

Rektor Unsoed: Digitalisasi Butuh Pengetahuan Kontra

Rektor Unsoed, Prof Dr Akhamd Sodiq, menyatakan bahwa literasi digital merupakan kebutuhan mendesak di era serba digital. Ia mengibaratkan teknologi sebagai virus dan antivirus yang selalu berjalan beriringan.

“Era digital perlu diikuti dengan pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan yang kontranya. Seperti virus, maka diciptakan yang antivirus. Sama di sini, ada digital untuk mempercepat, ada juga sisi lain yang ingin membelokkan,” ujar Sodiq.

Sodiq menekankan bahwa universitas memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga kritis terhadap ancaman digital.

Acara Insight Talks ini menjadi salah satu langkah kolaboratif antara pemerintah dan perguruan tinggi untuk memperkuat ketahanan digital masyarakat, khususnya mahasiswa yang menjadi kelompok paling aktif menggunakan teknologi daring. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *