Cuaca Ekstrem Yogya

DIY Diminta Promosikan Wisata Adaptif Cuaca Jelang Libur Nataru 2025

TRIBUN GROUP – Pakar pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM), Ghifari Yuristiadhi, mengimbau Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mulai mempromosikan wisata adaptif cuaca selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Imbauan tersebut disampaikan menyusul peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi cuaca ekstrem di wilayah DIY pada awal Desember.

Mulai 3 Desember 2025, BMKG memproyeksikan hujan lebat disertai petir dan angin kencang. Kondisi tersebut berisiko memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, genangan air, hingga kerusakan infrastruktur. “Risikonya besar, sehingga kesiapsiagaan dan komunikasi mitigasi menjadi sangat penting,” ujar Ghifari dalam rapat di Gedung DPRD DIY, Rabu (3/12/2025).

Tiga Langkah Mitigasi

Ghifari menjelaskan tiga langkah utama yang perlu segera diperkuat pemerintah daerah, khususnya terkait sektor pariwisata:

  1. Penyampaian Informasi Cuaca
    Pemerintah DIY diminta menyebarkan informasi prakiraan cuaca BMKG dan BPBD kepada seluruh pelaku pariwisata, termasuk penginapan, operator wisata, serta wisatawan. Informasi yang cepat dan akurat dinilai dapat meminimalkan risiko kegiatan wisata di tengah cuaca ekstrem.
  2. Penerapan Protokol Mitigasi di Destinasi Wisata
    Destinasi wisata diminta memastikan kondisi drainase, struktur bangunan, serta menyiapkan jalur evakuasi yang jelas. Selain itu, Ghifari menyarankan promosi aktivitas wisata indoor seperti museum, wisata budaya, workshop, hingga kuliner.
  3. Pengenalan Wisata Ramah Lingkungan dan Edukatif
    Wisata edukasi terkait alam dan lingkungan dinilai penting untuk membekali wisatawan menghadapi cuaca ekstrem. Pengunjung diimbau membawa perlengkapan hujan, mempelajari jalur evakuasi, serta mengetahui lokasi posko darurat.

Peringatan BMKG Soal Bibit Siklon Tropis

Sebelumnya, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani turut mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi bibit siklon tropis yang bisa terbentuk di selatan Indonesia. “Wilayah selatan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua bagian selatan harus mewaspadai bibit siklon tropis,” ujar Teuku di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2025).

Berita Lain  Dampak RI-AS Jika Tidak Sepakat Soal Tarif Menurut Sri Mulyani

Bibit siklon tropis yang sebelumnya terbentuk di Sumatera telah menyebabkan cuaca ekstrem dan bencana banjir serta longsor di sejumlah wilayah. BMKG kini memfokuskan prediksi pada kemungkinan pembentukan bibit siklon baru menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2026.

Pemerintah daerah pun diminta meningkatkan koordinasi lintas sektor untuk memastikan keselamatan wisatawan dan kelancaran aktivitas pariwisata selama periode liburan yang biasanya dipadati pengunjung. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *