Tribungroup.net – Pengadilan Thailand resmi mengekstradisi bos judi online asal China, She Zhijiang (43), ke negara asalnya. She dikenal sebagai otak dari jaringan perjudian online terbesar di Asia dengan nilai transaksi mencapai Rp 6.349 triliun. Langkah ini diambil setelah tiga tahun ia ditahan di Bangkok sejak penangkapannya pada 2022.
Pengadilan Thailand Kuatkan Putusan Ekstradisi
Keputusan ekstradisi diambil pada awal pekan ini setelah pengadilan Thailand menolak banding yang diajukan pihak kuasa hukum She dan memperkuat putusan sebelumnya. She kemudian dipindahkan dari penjara Bangkok menuju Bandara Suvarnabhumi pada Rabu (12/11), dengan pengawalan ketat sebelum diserahkan kepada otoritas China.
Penangkapan She pada Agustus 2022 dilakukan berdasarkan red notice Interpol atas permintaan Beijing, yang menuduhnya mengelola operasi judi online ilegal lintas negara.
Sindikat Judol Rp 6.349 Triliun Berbasis di Myanmar
Investigasi otoritas China mengungkap bahwa She mengoperasikan jaringan judol raksasa dari kawasan ekonomi khusus Shwe Kokko di Provinsi Myawaddy, Myanmar—wilayah yang berbatasan langsung dengan Thailand.
Menurut laporan Shanghai Daily, transaksi yang diproses jaringan tersebut mencapai 2,7 triliun Yuan atau setara Rp 6.349 triliun, menjadikannya salah satu operasi judi online terbesar yang pernah diungkap di Asia Tenggara.
Asisten Komisioner Kepolisian Thailand, Letjen Jirabhop Bhuridej, menegaskan bahwa She merupakan buronan prioritas tinggi bagi China.
Tuduhan Berat Menanti She di China
She bakal menghadapi dakwaan terkait pengoperasian kasino ilegal, situs judi online, serta dugaan pencucian uang. Operasinya diduga memanfaatkan Myanmar sebagai basis aktivitas kriminal yang juga terkait dengan jaringan perdagangan manusia dan penipuan siber.
China mengerahkan pesawat khusus untuk menjemput She. Konselor Kedutaan Besar China di Bangkok, Zhao Mengtao, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Thailand atas kerja sama yang erat dalam menangani kasus ini.
“Ini menunjukkan tingginya tingkat kerja sama kita,” ujar Zhao. Ia menegaskan bahwa kedua negara akan meningkatkan sinergi dalam memberantas kejahatan terorganisir, termasuk judi online dan scam daring.
Respons Kuasa Hukum dan Tindakan Internasional
Pengacara She, Sanya Eadjongdee, menyebut proses ekstradisi tersebut “tidak lazim”, namun enggan memberikan penjelasan lebih jauh. Ia menegaskan kliennya tetap membantah seluruh tuduhan.
Operasi yang dikelola She menjadi sorotan internasional. Pada September lalu, Departemen Keuangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap sembilan perusahaan dan individu yang terkait dengan Shwe Kokko karena dugaan keterlibatan dalam perdagangan manusia dan jaringan scam online.
Upaya Regional Berantas Kejahatan Siber dan Judi Online
Kasus She menambah panjang daftar operasi kejahatan lintas negara yang dibongkar otoritas Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah di kawasan tersebut tengah meningkatkan kerja sama untuk memutus mata rantai sindikat judi online, penipuan digital, dan perdagangan manusia, yang disebut saling terhubung secara sistematis.
Ekstradisi She Zhijiang ke China menandai langkah penting dalam penegakan hukum internasional dan menjadi peringatan keras terhadap para pelaku kejahatan terorganisir yang memanfaatkan celah hukum dan perbatasan regional untuk beroperasi. (***)
