01k9hn3dya61njt757mnz6ppmh

Hashim Djojohadikusumo Tegaskan Transformasi Energi Indonesia Harus Bermanfaat bagi Seluruh Rakyat

Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo, menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk memastikan bahwa transformasi energi nasional memberikan manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat. Pernyataan tersebut disampaikan Hashim dalam acara Belém Leader Summit yang digelar di Belém, Brasil, Kamis (6/11) waktu setempat.

Dalam pidatonya, Hashim menekankan bahwa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto tengah bergerak cepat dalam mempercepat transisi menuju energi bersih. Langkah tersebut diwujudkan melalui pengurangan ketergantungan terhadap batu bara, pengembangan energi terbarukan, serta perluasan penggunaan biofuel.

“Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bergerak cepat untuk mengurangi penggunaan batu bara, memperluas energi terbarukan dan biofuel, serta memajukan mandat untuk biodiesel dan bioetanol. Tujuannya tidak hanya memperkuat ketahanan energi kami, tetapi juga memastikan bahwa transformasi energi Indonesia bermanfaat bagi seluruh warga negara,” ujar Hashim, dikutip dari Antara, Sabtu (8/11).

Hashim memimpin delegasi Indonesia dalam Belém Leader Summit yang merupakan bagian dari rangkaian Konferensi Ke-30 Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP30). Dalam kesempatan itu, ia mewakili Presiden Prabowo Subianto yang berhalangan hadir.

Lebih lanjut, Hashim menyoroti dua regulasi penting yang menjadi landasan kebijakan transisi energi Indonesia, yakni Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 tentang Energi Sampah dan Perpres Nomor 110 tentang Nilai Ekonomi Karbon. Menurutnya, kedua peraturan ini menjadi instrumen penting dalam pembiayaan dekarbonisasi nasional sekaligus kerangka kerja pengendalian emisi gas rumah kaca (GRK).

“Kebijakan ini tidak hanya menjadi langkah nyata dalam mengurangi emisi, tetapi juga membuka peluang investasi hijau dan memperkuat posisi Indonesia dalam transisi energi global,” kata Hashim.

Selain itu, Hashim juga menyoroti Program Forestry and Other Land Use (FoLU) Net Sink 2030 yang menjadi salah satu pilar utama komitmen nasional Indonesia dalam penurunan emisi karbon. Melalui program ini, Indonesia menargetkan pengurangan bersih sebesar 92 hingga 118 juta ton karbon dioksida (CO₂) pada tahun 2030.

Berita Lain  Jokowi Temui Prabowo di Kertanegara Selama Dua Jam, Bahas Apa?

“Program FoLU Net Sink 2030 adalah bentuk nyata keseriusan Indonesia dalam menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus mendukung ekonomi hijau nasional,” imbuhnya.

Dalam forum tersebut, Hashim Djojohadikusumo didampingi oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni. Kehadiran keduanya mencerminkan sinergi lintas sektor antara pemerintah dalam upaya memperkuat posisi Indonesia di kancah global terkait isu perubahan iklim.

Belém Leader Summit sendiri merupakan pertemuan penting yang mempertemukan para pemimpin dunia untuk membahas strategi global menghadapi perubahan iklim. Kegiatan yang berlangsung pada 6-7 November 2025 ini menjadi ajang diskusi strategis menjelang pelaksanaan COP30, yang dijadwalkan berlangsung pada akhir tahun di bawah koordinasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dengan partisipasi aktif dalam forum tersebut, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam mengambil peran sentral di level global. Pemerintah menegaskan komitmen untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emission) secara bertahap, sekaligus memastikan keadilan sosial dalam proses transisi energi.

“Kami percaya bahwa keberhasilan transformasi energi tidak hanya diukur dari berapa besar penurunan emisi, tetapi juga dari seberapa besar manfaat yang dirasakan rakyat Indonesia,” tutup Hashim dalam pidatonya di hadapan para pemimpin dunia. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *