TRIBUNGROUP.NET – Kegagalan Timnas Indonesia menembus Piala Dunia 2026 memunculkan gelombang kritik besar terhadap sang pelatih, Patrick Kluivert. Tagar dan seruan “Kluivert Out” menggema luas di media sosial, menjadi topik panas di kalangan pecinta sepak bola nasional.
Indonesia dipastikan gagal melaju setelah menelan dua kekalahan beruntun di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Skuad Garuda kalah 2-3 dari Arab Saudi dan kembali tumbang 0-1 melawan Irak, dua hasil yang membuat peluang ke putaran berikutnya sirna.
Banyak penggemar menilai permainan tim tidak berkembang di bawah asuhan pelatih asal Belanda tersebut. Sementara itu, anaknya, Justin Kluivert, justru menyindir situasi panas yang terjadi di Indonesia dengan komentar jenaka yang menyinggung nama ayahnya.
Patrick Kluivert Diserbu Kritik Usai Indonesia Tersingkir
Patrick Kluivert resmi menangani Timnas Indonesia sejak awal tahun 2025 dengan harapan mampu membawa Garuda terbang tinggi di kancah internasional. Namun, hasil yang diraih jauh dari ekspektasi.
Dari delapan pertandingan yang sudah dijalani, Kluivert mencatat tiga kemenangan, satu hasil imbang, dan empat kekalahan. Dua kekalahan terakhir di babak kualifikasi menjadi pemicu utama munculnya tagar #KluivertOut di berbagai platform seperti X (Twitter) dan Instagram.
Banyak suporter menilai mantan legenda Barcelona dan Timnas Belanda itu gagal membangun karakter permainan Indonesia yang konsisten. Kritik juga mengarah pada rotasi pemain yang dianggap tidak efektif, serta gaya bermain yang terlalu defensif ketika menghadapi tim-tim besar Asia.
“Dengan materi pemain seperti sekarang, seharusnya Indonesia bisa lebih berani menyerang, bukan hanya bertahan menunggu serangan lawan,” tulis salah satu akun pendukung Garuda di X.
Justin Kluivert Balas Sindiran: “Di Sini Bukan Kluivert Out, Tapi Kluivert In”
Di tengah kritik terhadap sang ayah, Justin Kluivert — yang kini membela Timnas Belanda — memberikan tanggapan unik saat diwawancarai oleh media NU.nl setelah pertandingan Belanda vs Finlandia. Dalam laga tersebut, Belanda menang telak 4-0 dan Justin tampil gemilang sepanjang laga.
“Di sini bukan Kluivert yang out, tetapi Kluivert yang in,” ujar Justin dengan nada bercanda, menanggapi pertanyaan soal nasib ayahnya di Indonesia.
Komentar itu disinyalir sebagai sindiran halus kepada fans Indonesia yang ramai menuntut pemecatan Patrick Kluivert. Justin sendiri mengaku bahagia bisa tampil penuh untuk pertama kalinya bersama De Oranje, dan ia berharap dapat tampil di Piala Dunia 2026 mendatang.
“Saya telah bekerja keras dan mencoba memenuhi ekspektasi pelatih nasional. Saya tahu masih banyak yang harus diperbaiki, tapi saya bangga bisa mengenakan seragam Belanda penuh kali ini,” tambah pemain berusia 26 tahun itu.
Belanda Nyaris Lolos, Indonesia Gagal Total
Kebetulan, nasib ayah dan anak Kluivert saat ini berada di dua kutub berbeda. Timnas Belanda asuhan Ronald Koeman tengah memuncaki klasemen Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa dengan 16 poin, unggul dari Polandia dan Finlandia. Kans mereka lolos otomatis ke Piala Dunia sangat besar.
Sebaliknya, Timnas Indonesia justru harus mengubur mimpi tampil di Piala Dunia untuk pertama kalinya. Kekalahan dari Arab Saudi dan Irak membuat Garuda terdampar di dasar klasemen grup tanpa satu pun poin.
Banyak pengamat menilai, selain faktor taktik, adaptasi cepat pelatih asing terhadap karakter pemain lokal menjadi tantangan besar yang belum sepenuhnya bisa dijawab oleh Kluivert. Dalam waktu singkat, ia dituntut membentuk tim dengan kombinasi pemain muda dan senior, serta menyesuaikan filosofi sepak bola Eropa dengan gaya Asia Tenggara.
Kinerja Patrick Kluivert Disorot, PSSI Diminta Evaluasi
Meski seruan pemecatan terus menggema, PSSI hingga kini belum memberikan pernyataan resmi soal masa depan Patrick Kluivert. Namun, beberapa sumber internal menyebutkan bahwa evaluasi besar kemungkinan dilakukan usai seluruh pertandingan di Ronde 4 selesai.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, sebelumnya pernah menegaskan bahwa penilaian terhadap pelatih tidak hanya berdasarkan hasil akhir, tetapi juga perkembangan permainan dan semangat tim di lapangan.
Namun, tekanan publik semakin besar. Jika dalam laga uji coba berikutnya Indonesia kembali menelan hasil buruk, peluang Kluivert untuk dipertahankan diyakini akan semakin kecil.
Patrick Kluivert dan Misi yang Gagal
Patrick Kluivert datang ke Indonesia dengan reputasi besar sebagai mantan pemain top Eropa. Kariernya sebagai pelatih juga pernah mencakup posisi asisten di Timnas Belanda serta manajer di beberapa klub Eropa. Sayangnya, keberhasilan di level pemain tidak otomatis berlanjut di level pelatih.
Meski sempat memberikan harapan dengan kemenangan di laga uji coba internasional, performa tim di turnamen resmi jauh dari harapan. Beberapa pemain bahkan dikabarkan mulai kehilangan kepercayaan diri akibat tekanan besar di media sosial.
Kini, masa depan Kluivert di kursi pelatih Garuda Merah Putih berada di ujung tanduk. Jika evaluasi berujung pada keputusan pemecatan, nama-nama seperti Shin Tae-yong, Graham Arnold, hingga Carlos Pena mulai disebut-sebut sebagai calon pengganti potensial.
Seruan “Patrick Kluivert Out” mencerminkan kekecewaan besar publik terhadap kegagalan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun, di sisi lain, Justin Kluivert justru menunjukkan ironi yang menarik. Saat sang ayah dikritik, ia sedang di puncak performanya bersama Timnas Belanda.
Hasil ini menjadi pengingat bahwa ekspektasi tinggi publik sepak bola Indonesia harus diimbangi dengan pembenahan sistem. Selain itu waktu adaptasi bagi pelatih manapun yang memegang kendali tim nasional juga penting.