TRIBUNGROUP.NET – Osvaldo Haay boleh dibilang sebagai salah satu pemain sayap paling menonjol yang pernah dimiliki Timnas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Pengalamannya membela Merah Putih semakin istimewa karena ia sempat merasakan sentuhan magis dari tiga pelatih berbeda, yakni Luis Milla, Indra Sjafri, dan Shin Tae-yong.
Kini berusia 28 tahun dan memperkuat Persela Lamongan, Osvaldo masih menyimpan banyak kenangan indah dari perjalanan kariernya bersama Timnas Indonesia. Pemain kelahiran Jayapura, 1 Mei 1997 itu, sebelumnya juga pernah berseragam klub besar seperti Persipura Jayapura, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, hingga Bhayangkara FC.
Dengan bakatnya yang luar biasa di sektor sayap, Osvaldo berhasil menembus skuad Timnas di berbagai kelompok umur, mulai dari U-19, U-22, hingga level senior. Salah satu momen paling berkesan adalah ketika ia tampil gemilang di SEA Games 2019, bahkan mencetak hattrick ke gawang Laos U-22 dalam kemenangan 4-0 Garuda Muda.
Merasakan Tiga Karakter Pelatih
Dalam wawancara di kanal YouTube Bicara Bola, Osvaldo mengaku sangat bersyukur bisa merasakan pengalaman dilatih tiga sosok besar dengan gaya melatih berbeda.
“Semuanya nyaman sih. Namun, masing-masing pelatih punya cara bermainnya masing-masing, itu saja yang berbeda,” kata Osvaldo.
Menurutnya, ketiga pelatih tersebut memiliki filosofi dan metode yang berbeda, namun sama-sama memberi pengaruh besar terhadap kariernya.
Luis Milla: Bola Pendek dan Skema Segitiga
Osvaldo menyebut bahwa pelatih asal Spanyol, Luis Milla, sangat menekankan pada passing pendek dan permainan kombinasi segitiga.
“Kalau Coach Luis Milla, selalu menekankan kepada passing, bola-bola pendek, dan skema segitiga,” jelas Osvaldo.
Gaya Milla yang mengutamakan penguasaan bola dan aliran permainan rapi membuat Osvaldo banyak belajar tentang pergerakan tanpa bola serta kerja sama antar lini.
Indra Sjafri: Filosofi Mirip Milla
Osvaldo kemudian membandingkan pengalaman dilatih oleh Indra Sjafri, pelatih yang juga berperan penting membentuknya di level U-22.
“Coach Indra cukup mirip karena juga mengandalkan passing,” katanya.
Bersama Indra, Osvaldo merasakan atmosfer kekeluargaan yang kental di dalam tim. Filosofi permainan yang mengutamakan operan pendek dan kolektivitas membuat dirinya semakin matang di lapangan.
Berbeda dengan dua nama sebelumnya, Osvaldo menilai Shin Tae-yong membawa karakter yang jauh lebih keras dan disiplin. Fokus utamanya ada pada aspek fisik dan kedisiplinan waktu.
“Coach STY itu orangnya keras dan disiplin sekali. Terutama ketika sedang membangun fisik pemain, cepat sekali itu. Baru satu bulan sudah jadi semua badan pemain timnas,” ungkap Osvaldo.
Selain fisik, STY juga dikenal sangat ketat soal aturan waktu. Siapa pun yang datang terlambat, meskipun hanya satu menit, langsung mendapat sanksi berupa denda.
“Soal waktu juga disiplin sekali. Kalau ada pemain yang terlambat satu menit, pasti kena denda. Dia juga tidak pilih kasih, semua pemain sama di mata STY,” tambahnya.
Warisan Berharga
Meski berbeda-beda gaya, Osvaldo merasa beruntung bisa mendapat ilmu dari tiga pelatih dengan kualitas internasional tersebut. Ia menyebut bahwa pengalaman ini membuatnya semakin matang, baik sebagai pemain maupun pribadi.
“Dari Coach Luis saya belajar bagaimana cara bermain rapi dengan passing. Coach Indra saya merasakan kepercayaan dan kekeluargaan. Coach STY saya belajar arti disiplin dan kerja keras. Semua punya nilai masing-masing buat saya,” ujarnya.
Kini, Osvaldo Haay tengah berjuang bersama Persela Lamongan di Super League 2025/2026. Meski usianya sudah tidak muda lagi, semangatnya tetap tinggi. Ia berharap bisa terus berkontribusi bagi klub dan membuka peluang kembali ke Timnas Indonesia.
Kisah Osvaldo Haay menjadi bukti betapa berharganya pengalaman dilatih oleh sosok-sosok dengan latar belakang berbeda. Filosofi Spanyol ala Luis Milla, kedekatan khas Indra Sjafri, serta disiplin militer Shin Tae-yong menjadi kombinasi unik yang pernah ia alami.
Dengan semua pengalaman itu, Osvaldo kini memiliki bekal penting untuk tetap konsisten di level klub maupun jika kembali dipercaya membela Timnas Indonesia.