PSIM Yogyakarta Siap Debut di ISL Dan Tinggalkan Zona Nyaman

TRIBUNGROUP.NETPSIM Yogyakarta akan memulai petualangan barunya di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Indonesia Super League (ISL), musim ini. Setelah hampir dua dekade berada di kasta bawah, tim berjuluk Laskar Mataram itu siap mengukir sejarah baru, namun diminta untuk segera meninggalkan zona nyaman.

PSIM memastikan tiket promosi ke ISL setelah menjadi juara Liga 2 musim lalu — yang kini telah berganti nama menjadi Championship Division. Di partai final, klub kebanggaan warga Yogyakarta itu menumbangkan Bhayangkara FC dalam duel sengit.

Kembalinya PSIM ke panggung tertinggi sepak bola nasional disambut antusias oleh para penggemarnya. Namun, pelatih kepala Jean-Paul van Gastel menegaskan bahwa keberhasilan musim lalu harus segera dilupakan, karena tantangan di ISL jauh lebih berat.

“Saya rasa apa yang kita lakukan adalah mencoba untuk membuat pemain keluar dari Liga 2, dengan mindset dan intensitas bermain,” ujar Van Gastel seperti dikutip dari detikJogja, Selasa (5/8).

“Level bermain tentu lebih tinggi dan intensitas bermain juga tinggi, jadi kita harus beradaptasi dengan intensitas bermainnya. Jadi itu yang sedang kita kerjakan,” imbuh pelatih asal Belanda tersebut.

Van Gastel menyebutkan bahwa pendekatan permainan PSIM harus berubah total jika ingin bertahan di ISL. Menurutnya, pola permainan yang efektif di Liga 2 belum tentu bisa diandalkan di kompetisi yang diikuti oleh tim-tim raksasa seperti Persib Bandung, Arema FC, Persija Jakarta, dan tentu saja lawan perdana mereka, Persebaya Surabaya.

“Adaptasi adalah kata kunci. Baik secara teknis, taktik, maupun mental, kami harus siap untuk menghadapi tekanan dan kecepatan permainan yang lebih tinggi,” ujarnya.

PSIM dijadwalkan melakoni laga perdana melawan Persebaya Surabaya pada pekan pertama ISL 2025/2026. Laga itu akan berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Jumat malam (8/8/2025) pukul 19.00 WIB.

Berita Lain  Arsenal Mundur Kejar Rodrygo ?

Mentalitas Juara Dibutuhkan

Van Gastel juga menekankan pentingnya mengubah mentalitas dari sekadar ‘tim promosi’ menjadi tim yang siap bersaing. Ia percaya bahwa pemain PSIM memiliki potensi besar, namun harus siap keluar dari zona nyaman yang selama ini terbentuk di Liga 2.

“Pemain tidak boleh merasa puas hanya karena sudah berhasil promosi. Ini baru awal. Target kami bukan sekadar bertahan, tapi berkembang dan menunjukkan kualitas sejati tim ini,” tegasnya.

Suporter PSIM, Brajamusti dan The Maident, juga diharapkan memainkan peran penting dalam mendukung perjuangan tim di ISL. Atmosfer yang diciptakan di Stadion Mandala Krida selama musim lalu diakui memberi dampak signifikan terhadap performa tim.

Manajemen klub menyebut bahwa mereka telah menyiapkan strategi promosi, penguatan skuad, dan perbaikan infrastruktur untuk menyambut musim kompetisi baru. Sejumlah pemain baru juga telah didatangkan, baik dari dalam negeri maupun pemain asing.

“Kami yakin dengan kombinasi antara pemain lama dan rekrutan anyar, PSIM mampu memberikan kejutan di ISL,” ujar CEO PSIM, Arif Prabowo, dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Persebaya vs PSIM: Debut yang Menantang

Pertandingan kontra Persebaya Surabaya akan menjadi ujian perdana bagi PSIM di kancah tertinggi. Bermain di hadapan ribuan Bonek di Surabaya tentu bukan perkara mudah.

Meski demikian, Van Gastel yakin anak asuhnya bisa menunjukkan performa terbaik. Ia berharap hasil positif di laga pembuka dapat membangun momentum bagi laga-laga selanjutnya.

“Kami tahu atmosfer di Surabaya sangat luar biasa. Tapi kami ke sana bukan untuk menjadi penonton, kami akan bertanding dengan penuh semangat dan kepercayaan diri,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *