TRIBUNGROUP.NET – Tangis haru mewarnai akhir laga antara Benfica vs Chelsea di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025. Angel Di Maria tak kuasa menahan air mata usai pertandingan yang menjadi laga terakhirnya bersama Benfica berakhir dengan kekalahan menyakitkan.
Laga yang digelar di Bank of America Stadium, Charlotte, pada Minggu (29/6) dini hari WIB itu berlangsung dramatis. Chelsea unggul lebih dulu lewat gol Reece James di menit ke-64. Pertandingan sempat terhenti selama dua jam akibat cuaca buruk saat memasuki menit ke-86.
Usai laga dilanjutkan, Benfica mendapat hadiah penalti di menit 90+5 usai Malo Gusto melakukan handball. Angel Di Maria yang menjadi eksekutor sukses menjalankan tugasnya dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1, memaksa laga berlanjut ke perpanjangan waktu.
Namun malapetaka menimpa Benfica di awal babak tambahan saat Gianluca Prestianni diganjar kartu merah di menit ke-92. Bermain dengan 10 pemain, Benfica kewalahan menghadapi tekanan Chelsea.
Klub asal Inggris itu memanfaatkan keunggulan jumlah pemain dengan mencetak tiga gol tambahan melalui Christopher Nkunku, Pedro Neto, dan Kiernan Dewsbury-Hall, menutup laga dengan skor 4-1.
Kekalahan ini menandai akhir perjalanan Benfica di turnamen, sekaligus menjadi pertandingan terakhir Angel Di Maria bersama klub Portugal tersebut. Usai peluit panjang dibunyikan, Di Maria tampak emosional dan menangis di lapangan, disambut pelukan dari rekan-rekan setimnya.
Pemain asal Argentina berusia 37 tahun ini akan kembali ke kampung halamannya untuk memperkuat Rosario Central, klub masa kecilnya. Di Maria menjalani dua periode bersama Benfica, yakni pada 2007–2010 dan kembali sejak 2023.
Sepanjang kariernya bersama Benfica, Di Maria mencatat 216 penampilan, 51 gol, dan 53 assist. Klub inilah yang menjadi batu loncatan bagi karier gemilangnya di Eropa bersama Real Madrid, Manchester United, Paris Saint-Germain, dan Juventus.
“Benfica adalah rumah kedua saya. Saya tumbuh di sini sebagai pesepakbola dan manusia. Terima kasih atas segalanya,” ungkap Di Maria dalam wawancara singkat usai laga.
Meski tak berakhir manis, momen perpisahan ini menjadi kenangan emosional bagi sang legenda, sekaligus penutup babak Eropa yang penuh warna dalam karier Di Maria.