TRIBUN GROUP – Sebanyak sepuluh sekolah di Kota Depok menjadi sasaran ancaman keamanan serius yang dikirim melalui email pribadi pada Selasa (23/12/2025) sore. Ancaman tersebut, yang baru terbaca oleh pihak sekolah sekitar pukul 08.00 WIB, tidak hanya menyebutkan peletakan bom tetapi juga rencana penculikan.
Salah seorang guru di sebuah SMA swasta di Depok yang hanya bersedia disebut dengan inisial N mengungkapkan, email ancaman itu diperkirakan masuk ke alamat email sekolah sekitar pukul 02.30 WIB. “Di emailnya itu penerima (ancaman bom) ada 10 sekolah,” ucap N saat ditemui wartawan.
Untungnya, aktivitas belajar mengajar di sebagian besar sekolah yang menjadi target sedang dalam masa libur setelah pengambilan rapor semester. Namun, ancaman ini tetap menimbulkan kekhawatiran dan memicu respons cepat dari aparat keamanan.
Isi Email Mengancam Bom dan Penculikan
Kepala SMA PGRI Depok, Nina Marliana, yang sekolahnya juga menerima email serupa, membenarkan kabar tersebut. Ia menjelaskan bahwa isi ancaman lebih mengerikan dari sekadar bom.
“Katanya akan menculik, menaruh bom, ya agak serem sih dari emailnya itu,” kata Nina. “Tadi pagi ada aktivitas bagi rapor tapi beberapa sekolah lain (yang juga terima email) sudah tutup,” sambungnya.
Salah satu sekolah yang disebutkan adalah SMA Arrahman Depok. Ancaman ini diduga dikirim melalui surel pribadi ke alamat email resmi sekolah-sekolah tersebut.
Tim Gegana dan Inafis Turun Tangan Geledah Sekolah
Menyikapi laporan tersebut, kepolisian segera bergerak. Pantauan di salah satu lokasi, tampak tiga unit mobil dari Polsek Pancoran Mas, Tim Gegana Brimob Polri, dan Inafis Polres Metro Depok tiba di halaman sebuah sekolah sekitar pukul 17.25 WIB.
Kedatangan aparat membuat sejumlah siswa yang sedang hendak mengikuti latihan ekstrakurikuler diminta segera meninggalkan lokasi demi keamanan. Personel kepolisian lengkap dengan seragam dan peralatan tempur langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh.
Mereka menyisir setiap sudut gedung sekolah, mulai dari ruang guru, ruang kelas, hingga toilet. Tim Gegana yang terlatih menangani bahan peledak terlihat menggunakan alat pendeteksi khusus untuk memindai keberadaan objek mencurigakan. Setiap lemari dan bilik toilet juga diperiksa secara teliti untuk memastikan tidak ada benda berbahaya yang disembunyikan.
Hingga berita ini diturunkan, proses penggeledahan dan penyelidikan masih berlangsung. Polisi belum memberikan pernyataan resmi terkait perkembangan kasus atau identitas pelaku yang diduga mengirimkan ancaman massal ini. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan keamanan di lingkungan pendidikan. (***)
